27 Fakta Menarik Wacana Doktrin Yang Berkembang Pada Masyarakat Jawa
27 Fakta Menarik Tentang Kepercayaan yang Berkembang Pada Masyarakat Jawa – Hai sobat segala fakta, kali ini kita akan membahas ihwal Fakta Menarik dari kepercayaan yang berkembang pada Masyarakat Jawa.
27 Fakta Menarik Tentang Kepercayaan yang Berkembang Pada Masyarakat Jawa. Foto : Akarasa.com |
Fakta 1 : Jauh sebelum agama menjadi cuilan dari sistem religi masyarakat jawa, mereka telah mengenal adanya kepercayaan kuno yang berkaitan dengan kekuatan-kekuatan yang melebihi segala kekuatan yang disebut kasekten.
Fakta 2 : Adanya kepercayaan mengenai roh leluhur atau arwah, dan makhluk halus ibarat : lelembut, memedi, tuyul, demit, jin dan lainnya yang menempati alam sekitar kawasan tinggal mereka.
Fakta 3 : Menurut kepercayaan budpekerti jawa, makhluk-makhluk halus sanggup mendatangkan kebahagiaan dan sanggup pula menimbulkan bencana.
Fakta 4 : Agar kehidupan insan jauh dari peristiwa maka perlu melaksanakan sesuatu, misaln : prihatin, berpuasa,, berpantang, melaksanakan perbuatan tertentu atau makan makanan tertentu, mengadakan selamatan, dan bersaji.
Fakta 5 : Selamatan yakni suatu upacara makan bersama setelah makanan didoakan sebelum dibagi-bagikan.
Fakta 6 : Upacara selamatan pada umumnya dipimpin oleh seorang modin.
Fakta 7 : Upacara selamatan sanggup diklasifikasikan menjadi empat golongan sesuai dengan insiden atau insiden dalam kehidupan seseorang, yaitu sebagai berikut :
- Selamatan dalam rangka bulat hidup seseorang, misal : Mitoni (Upacara hamil tujuh bulan pada kehamilan anak pertama), kelahiran bayi, potong rambut pertama, bayi menyentuh tanah yang pertama (Upacara tedhak siten), kematina dan sebagainya.
- Selamatan yang bertalian dengaan higienis dan desa, penggarapan, tanah pertanian, dan stelah panen.
- Selamatan berafiliasi dengan hari-hari serta bulan-bulan besar.
- Selamatan pada ketika yang tidak menentu, bergantung pada suatu kejadian, contohnya akan bepergian, menolak bala (ngruwat).
Fakta 8 : Dari macam-macam selamatan tersebut yang menerima perhatian paling besar dari banyak sekali lapisan masyarakat jawa yakni upacara yang berkaitan dengan selesai hayat dan sesudahnya, sebab masyarakat budpekerti jawa sangat menghormati arwah leluhurnya.
Fakta 9 : SSelamatan yang berkaitan dengan selesai hayat mencakup : selamatan ketika selesai hayat (Geblak), nelung dina (tiga hari setelah kematian), tujuh hari, empat puluh hari, seratus hari atau nyatus, setahun atau pendhak sepian, dua tahun atau pendhak pindho, dan seribu hari atau nyewu.
Fakta 10 : Seribu hari atau nyewu merupakan epilog dari rangkaian upacara selesai hayat seseorang.
Fakta 11 : Upacara seribu hari atau sedekah nyewu sering disebut sebagai upacara nguwis-uwisi.
Fakta 12 : Setelah menyelenggarakan selamatan, masyarakat budpekerti jawa mengenal adanya bersaji, yait menciptakan sesajen pada waktu-waktu yang biasa diletakkan di banyak sekali kawasan tertentu, misaln : di perempatan jalan, di sudut rumah, di sumber air, di jembatan, dan di kawasan yang dianggap keramat.
Fakta 13 : Sesaji pada umumnya dilakukan ketika orang memiliki hajatan.
Fakta 14 : Sesaji sanggup berupa: tiga macam bunga disebut bunga telon berisi mawar, kantil dan kenanga, uang logam recehan, dan makanan ringan cantik apem (terbuat dari tepung beras ibarat makanan ringan cantik serabi) yang semuanya diletakkan di besek kecil atau rangkaian bilah bamboo segi empat yang disebut encek.
Fakta 15 : Juga ditaruh di dalam rangkain kawasan dari daun pisang yang disebut takir.
Fakta 16 : Hari-hari khusus yang biasa dibentuk sesaji yakni setiap malam jum’at (khususnya malam jum’at kliwon dan malam selasa kliwon).
Fakta 17 : Malam jum’at kliwon dan malam selasa kliwon dianggap sebagai hari-hari keramat. Pada hari-hari tersebut dibentuk sesaji sederhana berupa bunga tiga macam (bunga telon) dimasukkan ke dalam gleas berisi air, diberi pelita kecil dan ketika meletakkan diadakan pembakaran kemenyan atau dikutugi.
Fakta 18 : Masyarakat budpekerti jawa juga mempercayai adanya kekuatan-kekuatan mistik yang disebut kasekten yang dituukan pada benda-benda pusaka ibarat keris dan alat music jawa (gamelan).
Fakta 19 : Di samping itu, masyarakat budpekerti jawa mengenal adanya upacara ruwatan sebagai penolak bala.
Fakta 20 : Masyarakat jawa mempercayai adanya tokoh pewayangan Batara Kala yang mengancam keselamatan orang-orang yang dianggap membawa sial (sukerta) dan perlu diruwat supaya terhindar dari sukerta tAnersebut.
Fakta 21 : Adapun orang-orang yang membawa sukerta, antara lain :
- Anak tungggal disebut ontang-anting.
- anak dua, pria dan wanita disebut kedono-kedini.
- Anak dua, wanita semua disebut kembang sepasang.
- anak lima, pria semua disebut pandhawa
- anak tiga, dua wanita dan satu pria berada di tengah disebut pancuran karit sendhang
- anak tiga, dua pria dan satu wanita ditengah disebut sendang kapit pancuran
Fakta 22 : Upacara ngruwat tersebut pada umumnya dipimpin oleh seorang dalang renta yang biasa memainkan pertunjukan wayang kulit.
Fakta 23 : Upacara ngruwat dilakukan dengan menggelar pertunjukan wayang kulit yang berlangsung pada siang hari dan secara singkat, dengan kisah “Murwakala.”
Fakta 24 : Pada zaman kini ini upacara ngruwat sering dilakukan secara kolektif dan dimanfaatkan sebagai salah satu even budaya penarik parawisata.
Demikanlah 27 Fakta kepercayaan yang berkembang pada masyarakat jawa. Semoga sanggup menambah wawasan anda.
Baca juga artikel sebelumnya : 9 Fakta Menarik Tentang Kepercayaan Yang Berkembang Pada Masyarakat Makassar
0 Response to "27 Fakta Menarik Wacana Doktrin Yang Berkembang Pada Masyarakat Jawa"
Post a Comment